Tuesday, March 17, 2009

Gladiol

Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae.
Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda.
Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan lama sekitar 5 - 10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu.

JENIS TANAMAN

Klasifikasi tanaman gladiol adalah sebagai berikut: Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae
Subklas : Monocotyledoneae
Ordo : Iridales
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus hybridus

Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas diantaranya memiliki penampilan yang paling indah,
(warna dan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol adalah : a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90-150 cm.
b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.
c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.
Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya.

3. MANFAAT TANAMAN
Gladiol di produksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi. Dan memiliki nilai estetika. Bunga potong
juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual lainnya.

4. SENTRA PENANAMAN
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang).

5. SYARAT PETUMBUHAN
5.1. Iklim 1) Gladiol membutuhkan curah hujan rata - rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan.
2) Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga mengering dan floret tidak terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, dan 7, yang menyebabkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, dan Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari.
3) Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10 - 25 derajat C. Suhu udara ratarata kurang dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C, kadang - kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah dan tanaman relatif tinggi.

5.2. Media Tanam
1) Jenis tanah yang cocok untuk tanaman gladiol adalah andosol dan latosol yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik.
2) Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yang memiliki pH 5,5 - 5,9.

5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman gladiol dapat tumbuh dengan baik di daerah ketinggian 500 - 1500 m dpl dan beriklim sejuk.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Bibit dapat berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, dan kultur jaringan. Umumnya, pembibitan yang berasal dari vegetatif dan kultur jaringan lebih cepat dapat dipetik hasilnya dari pada pembibitan dengan cara generatif.
1) Persyaratan Benih
rawabelong.com ; komunitas bunga, tanaman hias dan ikan hias rawabelong
http://rawabelong.com Powered by: Joomla! Generated: 17 December, 2008, 10:40
Bibit dari subang bibit yang baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm, kecuali untuk kultivar Golden Boy yang cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus dipilih yang sehat, tidak cacat. Bibit vegetatif yang baik yang mempunyai daya kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dengan pertumbuhan baik dan cukup umur.
2) Penyiapan Benih
Perbanyakan generatif gladiol dengan biji, digunakan untuk mendapatkan kultivar baru bukan untuk tujuan bibit produksi. Biji didapat dengan cara penyerbukan buatan dibantu manusia. Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dengan menggunakan umbi (anak subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi dan anakan umbi diambil dari tanaman yang sudah dipanen. Teknik kultur jaringan
merupakan salah satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendala dalam perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yang dibutuhkan untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 213.063 buah. Subang dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak dapat segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan
tumbuh yang cocok dan optimal, karena memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subang yang telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Subang yang telah dipisahkan dari batangnya disimpan selama ± 2 minggu.
3) Teknik Penyemaian Benih
Biji gladiol dapat langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan berkecambah setelah 7 - 12 hari. Daun yang tumbuh dari biji hanya berjumlah 1 - 2 helai. Tanaman tumbuh sampai kira - kira 5 bulan dan menghasilkan anak subang yang berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa dormansi.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penanaman gladiol dengan bibit anak subang yang baru muncul dari stolon yang menghubungkan subang induk dengan subang baru. Perbanyakan dengan menggunakan anak subang yang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman untuk mencapai ukuran subang yang dapat menghasilkan bunga. Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang kecil.
Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil setelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi terlewati, subang kecil dapat ditanam kembali. Waktu yang diperlukan untuk penanaman kedua kira-kira sama dengan waktu penanaman pertama. Subang dari panenan kedua
akan berdiameter 3 cm dan merupakan bibit yang siap berbunga. Untuk rata - rata setiap kultivar gladiol, anak subang yang berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yang siap berbunga dalam waktu 16 bulan.
5) Pemindahan Bibit
Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dengan ciri munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dengan munculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yang terlambat menyebabkan tunas semakin tinggi dan akar semakin panjang, sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman.

6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Lahan yang akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dengan pH tanah yang disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami. Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
2) Pembukaan Lahan
Lahan yang telah dianalisa, diukur dan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta tanaman liar lain, kemudian bajak dan dicangkul sampai gembur. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
3) Pembentukan Bedengan
Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yang digunakan sebaiknya dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar dapat diatur mana untuk lahan yang akan diolah, ditanami, dan dipanen. Pada
setiap petakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik dan tanaman dapat tumbuh dengan subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar agar tanah tidak kekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibuat sesuai dengan kebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m2. Lahan dibuat menjadi 7 petak dengan luas setiap petak 72 m2.
4) Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada tanah yang memiliki derajat kemasaman tanah (pH) kurang dari 5,5.
5) Pemupukan
Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk yang diberikan adalah yang mengandung unsur N, K, Ca dan P, yang diberikan sesuai dosis yang dianjurkan.

No comments:

Post a Comment