Wednesday, March 18, 2009

Budidaya anggrek

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.

Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :

* Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
* Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.
Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.
* Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
* Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.

Tuesday, March 17, 2009

Gladiol

Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae.
Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda.
Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan lama sekitar 5 - 10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu.

JENIS TANAMAN

Klasifikasi tanaman gladiol adalah sebagai berikut: Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae
Subklas : Monocotyledoneae
Ordo : Iridales
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus hybridus

Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas diantaranya memiliki penampilan yang paling indah,
(warna dan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol adalah : a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90-150 cm.
b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.
c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.
Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya.

3. MANFAAT TANAMAN
Gladiol di produksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi. Dan memiliki nilai estetika. Bunga potong
juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual lainnya.

4. SENTRA PENANAMAN
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang).

5. SYARAT PETUMBUHAN
5.1. Iklim 1) Gladiol membutuhkan curah hujan rata - rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan.
2) Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga mengering dan floret tidak terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, dan 7, yang menyebabkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, dan Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari.
3) Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10 - 25 derajat C. Suhu udara ratarata kurang dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C, kadang - kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah dan tanaman relatif tinggi.

5.2. Media Tanam
1) Jenis tanah yang cocok untuk tanaman gladiol adalah andosol dan latosol yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik.
2) Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yang memiliki pH 5,5 - 5,9.

5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman gladiol dapat tumbuh dengan baik di daerah ketinggian 500 - 1500 m dpl dan beriklim sejuk.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Bibit dapat berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, dan kultur jaringan. Umumnya, pembibitan yang berasal dari vegetatif dan kultur jaringan lebih cepat dapat dipetik hasilnya dari pada pembibitan dengan cara generatif.
1) Persyaratan Benih
rawabelong.com ; komunitas bunga, tanaman hias dan ikan hias rawabelong
http://rawabelong.com Powered by: Joomla! Generated: 17 December, 2008, 10:40
Bibit dari subang bibit yang baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm, kecuali untuk kultivar Golden Boy yang cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus dipilih yang sehat, tidak cacat. Bibit vegetatif yang baik yang mempunyai daya kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dengan pertumbuhan baik dan cukup umur.
2) Penyiapan Benih
Perbanyakan generatif gladiol dengan biji, digunakan untuk mendapatkan kultivar baru bukan untuk tujuan bibit produksi. Biji didapat dengan cara penyerbukan buatan dibantu manusia. Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dengan menggunakan umbi (anak subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi dan anakan umbi diambil dari tanaman yang sudah dipanen. Teknik kultur jaringan
merupakan salah satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendala dalam perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yang dibutuhkan untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 213.063 buah. Subang dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak dapat segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan
tumbuh yang cocok dan optimal, karena memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subang yang telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Subang yang telah dipisahkan dari batangnya disimpan selama ± 2 minggu.
3) Teknik Penyemaian Benih
Biji gladiol dapat langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan berkecambah setelah 7 - 12 hari. Daun yang tumbuh dari biji hanya berjumlah 1 - 2 helai. Tanaman tumbuh sampai kira - kira 5 bulan dan menghasilkan anak subang yang berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa dormansi.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penanaman gladiol dengan bibit anak subang yang baru muncul dari stolon yang menghubungkan subang induk dengan subang baru. Perbanyakan dengan menggunakan anak subang yang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman untuk mencapai ukuran subang yang dapat menghasilkan bunga. Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang kecil.
Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil setelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi terlewati, subang kecil dapat ditanam kembali. Waktu yang diperlukan untuk penanaman kedua kira-kira sama dengan waktu penanaman pertama. Subang dari panenan kedua
akan berdiameter 3 cm dan merupakan bibit yang siap berbunga. Untuk rata - rata setiap kultivar gladiol, anak subang yang berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yang siap berbunga dalam waktu 16 bulan.
5) Pemindahan Bibit
Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dengan ciri munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dengan munculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yang terlambat menyebabkan tunas semakin tinggi dan akar semakin panjang, sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman.

6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Lahan yang akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dengan pH tanah yang disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami. Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
2) Pembukaan Lahan
Lahan yang telah dianalisa, diukur dan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta tanaman liar lain, kemudian bajak dan dicangkul sampai gembur. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
3) Pembentukan Bedengan
Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yang digunakan sebaiknya dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar dapat diatur mana untuk lahan yang akan diolah, ditanami, dan dipanen. Pada
setiap petakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik dan tanaman dapat tumbuh dengan subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar agar tanah tidak kekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibuat sesuai dengan kebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m2. Lahan dibuat menjadi 7 petak dengan luas setiap petak 72 m2.
4) Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada tanah yang memiliki derajat kemasaman tanah (pH) kurang dari 5,5.
5) Pemupukan
Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk yang diberikan adalah yang mengandung unsur N, K, Ca dan P, yang diberikan sesuai dosis yang dianjurkan.

Monday, March 16, 2009

Budidaya Mawar potong

Mawar Ratu dari segala jenis bunga yang mempunyai nama lain Rosa hybrida L. ini, telah berkembang dengan pesat di negara-negara sub tropis sebagai bunga potong. Di Indonesia, volume penjualan bunga mawar menempati peringkat teratas.

Sebagai bunga potong, varietas-varietas baru bertangkai panjang dengan banyak keragaman warna, pada umumnya baru diusahakan pengusaha besar. Bibit masih harus diimpor dan harganya mahal. PENDAHULUAN Mawar “Ratu dari segala jenis bunga” yang mempunyai nama lain Rosa hybrida L. ini, telah berkembang dengan pesat di negara-negara sub tropis sebagai bunga potong. Di Indonesia, volume penjualan bunga mawar menempati peringkat teratas. Sebagai bunga potong, varietas-varietas baru bertangkai panjang dengan banyak keragaman warna, pada umumnya baru diusahakan pengusaha besar. Bibit masih harus diimpor dan harganya mahal.

SYARAT TUMBUH

Mawar bunga potong berproduksi baik di dataran tinggi. Tanah yang gembur serta kaya humus dengan pH 5,5 – 6,8 sangat baik untuk pertumbuhan. Mawar bunga potong memerlukan rumah plastik/kaca, sinar matahari yang cukup banyak dan tidak menyukai air yang menggenang.

PERBANYAKAN TANAMAN

Mawar dapat diperbanyak melalui biji, setek, cangkok, okulasi dan penyambungan. Perbanyakan melalui biji jarang dilakukan kecuali untuk tujuan pemuliaan. Penyetekan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, namun tidak semua mawar dapat dengan mudah disetek. Penempelan/okulasi paling banyak dilakukan terutama untuk tujuan komersial.

Hasil terbaik bila kulit batang bawah dapat dikelupas dengan mudah yaitu setelah umur 3-4 bulan. Okulasi mata berkayu dapat dilakukan pada umur 4 minggu sehingga menghemat waktu 2-3 bulan dibanding okulasi biasa. Waktu terbaik untuk pencangkokan adalah pada permulaan atau musim penghujan. Sedangkan dalam penyambungan okulasi mata berkayu harus diusahakan agar kambium batang atas dan bawah dapat bertemu.

PEMUPUKAN

Mawar ditanam dengan jarak 20 X 30 atau 30 X 30 cm atau sesuai anjuran. Sebelum tanam diberi pupuk kandang 30 ton/ha. Sedangkan pupuk N diberikan setiap dua minggu sekali sebanyak 100 kg Urea/ha. HAMA DAN PENYAKIT Penyakit yang paling utama pada mawar di rumah plastik adalah bercak daun terutama dimusim kemarau. Beberapa fungisida yang dapat digunakan antara lain Daconil 75 WP, Kasumin 25 AS, Antracol 70 WP, Velimex 80 WP, Roval 50 WP, Delsene MX 200 dan Benlate 50 WP dapat menekan intensitasnya. Sedangkan penyakit embun tepung merupakan masalah utama di rumah plastik/kaca pada musim hujan. Hama tungau juga merupakan masalah dalam pertanaman mawar. Beberapa insektisida yang efektif untuk mengendalikan hama tungau adalah Proporgit, Dofocol, Metadimofos, Profenofos, Sipermetrin, Monokhrotopos, Khlorpirifos dan Farmetanat.

STANDARDISASI

Kualitas bunga potong mawar dikelompokkan ke dalam 4 kelas yaitu AA, A, B dan C. AA : Sempurna, bunga dipanen pada stadia menguncup dan berwarna ditandai mekar 2 lembar, ukuran seragam, bebas hama dan penyakit tidak terjadi kerusakan mekanis, tidak mengandung residu serta kotoran dan duri sudah dibersihkan. A : Sama dengan AA ada toleransi deviasi 5% B : Sama dengan AA ada toleransi deviasi 10% C : SelainAA, A danB.

Grading Untuk Mawar Tipe Standar

Kelas

Panjang Diameter Tangkai (cm) Kuncup (cm)

Ekstra Super > 65 > 2,5

Super 55 – 65 > 2,5

Panjang 45 – 55 > 2,5

Medium 35 – 45 > 2,5

Pendek 25 – 35 > 2,5

Grading Untuk Mawar Tipe Spray
Kelas Panjang Diameter Jumlah
Tangkai Kuncup Kuntum
(cm) (cm)

Ekstra super > 65 > 1,5 > 6

Super 55 – 65 > 1,5 > 6

Panjang 45 – 55 > 1,5 > 6

Medium 35 – 45 > 1,5 > 4 – 6

Pendek > 35 > 1,5 > 4 - 6

PASCA PANEN

Saat panen yang tepat adalah pada pagi hari atau sore setelah pukul 16.00. Tangkai dipotong dan langsung dimasukkan dalam air bersih. Agar ketahanan bunga lebih lama, bunga disimpan dulu pada ruang pendingin. Agar bunga mawar tahan lama dalam vas sebaiknya diberikan larutan pengawet yang mengandung garam 8-hydroxyquinoline 200 Ppm dan gula 2% Tempelkan kepingan mata tunas ke celah yang telah dibuat pada batang bawah

Sunday, March 15, 2009

budidaya athurium

Pernahkan anda mendengar ramalan jayabaya, bahwa akan ada tanaman yang bisa membeli apa pun termasuk mobil dan rumah Anda. Bagi penggemar tanaman hias dan yang membudi dayakan tanaman hias atau sering disebut agromania, akan dengan mudah menebak nama tanaman hias ini. Saya kasih bocoran yaitu Anthurium.

Tentunya beberapa dari kalian pernah mendengar nama ini bukan, mungkin pernah membaca atau menonton di televisi. Atau mungkin tetangga Anda ada yang membudi dayakannya. Benar tanaman hias jenis ini sedang naik daun. Banyak usaha budi daya tanaman hias beralih ke budi daya Tanaman Anthurium. Dan tanaman ini memang sudah memberikan banyak hasil yang melimpah bagi pemiliknya. Yang dulunya tinggal di rumah beralaskan tanah berdinding bedek, sekarang sudah memiliki rumah mewah dari usaha budi daya Anthurium ini.

Di pasaran harganya sudah mencapai 1 Milyar, sebuah harga yang fantastis untuk sebuah tanaman hias. Namun di mata para penggemarnya harga tersebut adalah pantas, karena keunikan dari tanaman ini. Beberapa keunikan tanaman hias ini adalah memiliki daun yang tumbuh raksasa dan kebiasaannya bermutasi menyebabkan susah untuk mendapat bibit yang persis sama dengan induknya. Tentunya sifat ini sangat bagus untuk pasar yang suka akan hal-hal yang berbau spekulasi.

Asal tanaman hias ini adalah dari daratan Amerika. Di negeri asalnya tanaman ini memang tidak se-booming di Indonesia, jenisnya pun tidak banyak. Bandingkan dengan di Indonesia yang menamai jenis anthurium sesuai karakteristiknya. Contohnya jika mirip ular, maka akan di beri nama jenmani kobra, jenmani python. Sedangkan jika mirip centong / ciduk air akan di beri nama jenmani centong. Itulah kreatifitas orang Indonesia.

Jenmani merupakan salah satu penggolongan utama dari tanaman hias Anthurium. Ada 3 penggolongan utama yaitu Gelombang Cinta atau sering disebut Gelcin, Hookeri, dan terakhir Jenmani. Diantara semua ini, Jenmani masih menduduki posisi teratas untuk masalah harga. Tapi menurut saya masing-masing jenis memiliki keunikan tersendiri.

Saya pun ikut mengkoleksi tanaman Anthurium, seperti gelcin, hookeri dan terakhir saya baru mendapatkan 4 buah bibit jenmani berumur 2 bulan. Berikut saya sertakan fotonya.



Ke depannya saya sudah menyediakan sebuah blog yang membahas tentang hobi saya di Tanaman Hias. Silahkan kunjungi Tanaman Hias. Mari ikut mengembangkan hobi yang bermanfaat bagi kehidupan kita.

Saturday, March 14, 2009

INTENSIFIKASI TANAMAN HIAS

Tanaman hias dapat dibedakan menjadi beberapa golongan utama yaitu :

1. Tanaman hias Anggrek
2. Tanaman hias Non Anggrek
a. Berbunga Indah
b. Berdaun Indah

Golongan tanaman hias yang tepat untuk dikembangkan di Jakarta adalah tanaman hias Anggrek dan Tanaman hias Non Anggrek berdaun Indah yang dapat ditempatkan untuk mengisi ruangan

Permitaan akan tanaman hias baik dari dalam maupun luar negeri sangat mendukung usaha pengembangan tanaman hias.

Salah satu usaha mengantisipasi hal tersebut adalah usaha intensifikasi tanaman hias

Tujuan
Intensifikasi tanaman hias bertujuan untuk meningkatkan produksi kualitas maupun kuantitasnya melalui usaha-usaha perbaikan budidaya tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi.

Usaha-usaha intensifikasi
Budidaya tanaman hias berbeda dengan tanaman horikultura lainnya, perawatan tanaman hias memerlukan perlakuan khusus tergantung dari jenis dan peruntukannya.

Usaha-usaha intensifikasi untuk tanaman hias berdaun indah adalah :

1. Pemilihan Jenis
Jenis yang terpilih adalah yang mempunyai sifat mampu hidup dengan cahaya dan kelembaban yang minim. Contoh keluarga-keluarga Acanthaceae, Araceae, Asteceae, Liliaceae, Palmae, Polypodiaceae, dsb.
2. Persipan Media
a. Letakan satu lapis pecahan batu merah (sebagai material pengikat air) di dasar pot
b. Isi pot dengan campuran tanah yang ideal untuk tiap-tiap jenis
i. Campuran yang umum;
pasir 1/3 bagian, tanah geluh 1/3 bagian, pupuk kandang, pecahan batu merah
ii. Campuran untuk jenis suka kering;
Pasir ½ bagian, Pupuk kandang, pecahan batu merah
iii. Campuran untuk jenis suka lembab
Pecahan batu merah, tanah gelu ½ bagian, pupuk kandang, pecahan batu merah
c. Campuran tadi kemudian disiram air dan siap ditanami, biasanya tanaman berasal dari biji atau stek yang sudah ditanam terlebih dahulu ditempat pembibitan atau dari serpihan serunpun tanaman yang sudah besar
3. Penyiraman
a. Macam air siraman
Yang terbaik adalah air sumur, karena mengandung mineral yang diperlukan tanaman. Air hujan sebaiknya dibiarkan 12-24 jam lebih dahulu. Air sungai kurang baik
b. Banyaknya air siraman
Yang penting adalah penyiraman sempurna artinya perakaran seluruhnya basah dan sisa air terbuang lewat lubang drainase
4. Pemupukan
a. Pupuk organik atau pupuk alam dicampur dengan tanah menjadi gembur dan dapat ditembus akar serta dapat menyimpan udara/air yg cukup
b. Dosis pupuk organik
Periode Pertumbuhan N P K
Vegetative 1,0 g 0,5 g 0,5 g
Generatif 0,5 g 1,0 g 0,5 g
c. Pengukuran
i. Urea : (100/46) X 1,0 g = 2,0 g
ii. TSP : (100/46) X 0,5 g = 1,0 g
iii. KCI : (100/50) X 0,5 g = 1,0 g
Dosis diatas untuk 1 pot tanaman dengan diameter 20 cm
d. Cara pemupukan
i. Ditaburkan/dibenam dalam tanah
ii. Pupuk diencerkan dengan 10 liter air dan disiramkan
e. Waktu pemupukan umumnya 3 bulan sekali
5. Cara menjaga kesehatan
a. Periksa tanaman setiap minggu atau beberapa hari sambil menyiram tanaman
b. Buang daun-daun yang menguning dan mengering
c. Bersihkan tanaman dari segala kotoran, hama, dan penyakit yang menempel

Friday, March 13, 2009

KRlSANTIUM

KRlSAN

Untuk memperoleh kualitas bunga krisan yang baik, tanaman perlu dipacu pertumbuhan vegetatifnya dengan periode cahaya lebih panjang dari pada hari normal. Penambahan cahaya dimaksudkan agar stadia vegetatif lebih lama, sehingga akan dihasilkan tangkai bunga yang lebih panjang, bunga yang lebih besar dan tajuk yang rimbun untuk dapat menunjang bunga, meningkatkan keserempakan berbunga dan tanaman lebih kompak (Sanjaya, 1994). Penambahan hari panjang dapat dilakukan dengan penyinaran buatan setelah matahari terbenam atau pada periode gelap antara jam 22:00 - 02:00 (Kofraneck, 1980; Fides, 1992) selama 3-4 jam dengan intensitas 32-108 lux (Sach dan Kofraneck, 1979). Penambahan panjang hari dengan penyinaran buatan memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dicari metode yang lebih ekonomis, antara lain dengan pola night break. Pola night break merupakan penyinaran di malam hari sebagai rekayasaan hari panjang. Berdasarkan hasil penelitian Marwoto et al. (1997) untuk menghasilkan bunga potong krisan spray yang berkualitas, perlakuan kondisi hari panjang dengan pola night break dengan 7,5 menit terang dan 22,5 menit gelap yang berlangsung selama 8 kali atau dengan sandi (7,5-22,5) 8 X adalah yang paling efisien dengan intensitas cahaya lampu 40 lux (lampu dengan daya listrik 60 watt). Dibandingkan dengan pola yang dilakukan pengusaha, yaitu 8 menit terang dan 18 menit gelap selama 8 kali (8-18) 8 X maka pola night break (7,5-22,5) 8 X memerlukan 60 menit terang sedangkan pola penguasaha 72 menit terang sehingga dapat menghemat waktu 12 menit. Dengan demikian untuk keperluan night break dengan pola pengusaha per hari diperlukan energi listrik per tunel (501m2 dengan 200 lampu) = 200 X 1,2 jam X 150 watt = 36 KWh. Atas dasar tarif listrik Rp 125,50,-/KWh, maka biaya untuk night break adalah Rp 4.518,00,-. Sedangkan dengan pola night break Balithi, yaitu 60 menit terang dengan menggunakan lampu 60 watt maka keperluan energi untuk night break adalah 200 X 60 menit X 60 watt = 12 KWh, jadi listrik untuk night break per hari hanya

12 X Rp 125,50,- = Rp 1 .506,-/tunel. Dengan demikian diperoleh penghematan Rp 3.012,00,-/hari atau Rp 114.456,00,-/tunnel/musim tanam atau Rp 2.209.120,-/ha/musim tanam atau penghematan/penurunan biaya listrik 66, 67% per musim.