Friday, March 13, 2009

KRlSANTIUM

KRlSAN

Untuk memperoleh kualitas bunga krisan yang baik, tanaman perlu dipacu pertumbuhan vegetatifnya dengan periode cahaya lebih panjang dari pada hari normal. Penambahan cahaya dimaksudkan agar stadia vegetatif lebih lama, sehingga akan dihasilkan tangkai bunga yang lebih panjang, bunga yang lebih besar dan tajuk yang rimbun untuk dapat menunjang bunga, meningkatkan keserempakan berbunga dan tanaman lebih kompak (Sanjaya, 1994). Penambahan hari panjang dapat dilakukan dengan penyinaran buatan setelah matahari terbenam atau pada periode gelap antara jam 22:00 - 02:00 (Kofraneck, 1980; Fides, 1992) selama 3-4 jam dengan intensitas 32-108 lux (Sach dan Kofraneck, 1979). Penambahan panjang hari dengan penyinaran buatan memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dicari metode yang lebih ekonomis, antara lain dengan pola night break. Pola night break merupakan penyinaran di malam hari sebagai rekayasaan hari panjang. Berdasarkan hasil penelitian Marwoto et al. (1997) untuk menghasilkan bunga potong krisan spray yang berkualitas, perlakuan kondisi hari panjang dengan pola night break dengan 7,5 menit terang dan 22,5 menit gelap yang berlangsung selama 8 kali atau dengan sandi (7,5-22,5) 8 X adalah yang paling efisien dengan intensitas cahaya lampu 40 lux (lampu dengan daya listrik 60 watt). Dibandingkan dengan pola yang dilakukan pengusaha, yaitu 8 menit terang dan 18 menit gelap selama 8 kali (8-18) 8 X maka pola night break (7,5-22,5) 8 X memerlukan 60 menit terang sedangkan pola penguasaha 72 menit terang sehingga dapat menghemat waktu 12 menit. Dengan demikian untuk keperluan night break dengan pola pengusaha per hari diperlukan energi listrik per tunel (501m2 dengan 200 lampu) = 200 X 1,2 jam X 150 watt = 36 KWh. Atas dasar tarif listrik Rp 125,50,-/KWh, maka biaya untuk night break adalah Rp 4.518,00,-. Sedangkan dengan pola night break Balithi, yaitu 60 menit terang dengan menggunakan lampu 60 watt maka keperluan energi untuk night break adalah 200 X 60 menit X 60 watt = 12 KWh, jadi listrik untuk night break per hari hanya

12 X Rp 125,50,- = Rp 1 .506,-/tunel. Dengan demikian diperoleh penghematan Rp 3.012,00,-/hari atau Rp 114.456,00,-/tunnel/musim tanam atau Rp 2.209.120,-/ha/musim tanam atau penghematan/penurunan biaya listrik 66, 67% per musim.

No comments:

Post a Comment